Nama : Nun Zuraini
NPM: 15510105
Kelas : 3PA04
A. Pengertian Multikulturalisme
Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian
dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan
penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga
dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam
kesadaran politik yang
mereka anut. Multikulturalisme juga di artikan sebagai sebuah filosofi terkadang
ditafsirkan sebagai ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai
kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam
masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan untuk
menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu
negara. Multikulturalisme berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan
cultural (budaya atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman
budaya. Budaya yang mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit,
melainkan mesti dipahami sebagai semua dialektika manusia terhadap
kehidupannya. Dialektika ini akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah,
pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain.
B. Sejarah Multikulturalisme
Multikulturalisme
bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi yang telah
menjadi norma dalam paradigma negara – bangsa (nation-state) sejak awal
abad ke - 19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif
(istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas
yang belum terwujud (pre-existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi
adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang
berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah
kebudayaan baru.
Multikulturalisme
mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa inggris (English-speaking countries), yang dimulai di Afrika pada tahun 1999. Kebijakan
ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggotaUni Eropa, sebagai kebijakan
resmi, dan sebagai konsensus sosial di antara elit. Namun beberapa tahun belakangan,
sejumlah negara Eropa, terutamaInggris danPerancis, mulai mengubah kebijakan
mereka ke arah kebijakan multikulturalisme. Pengubahan kebijakan tersebut juga
mulai menjadi subyek debat di Britania Raya dan Jerman dan beberapa negara lainnya.
Jenis
Multikulturalisme
Berbagai macam
pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik
multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh
bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme:
1. Kultural menjalankan hidup secara otonom dan
terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang
memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi
tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan
menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara
kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan
dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak
menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara
Eropa.
3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural
dimana kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality)
dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik
yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah
untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan
kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan
suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni
masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern)
dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif
yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
5. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus
batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana
setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya,
secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus
mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.
Sumber :
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar